Senin, Maret 09, 2009

Tangisan


Pernahkah anda menangis? Kapan terakhir kali anda menangis?
Sebagian kita menjadikan tangisan sebagai rutinitas laiknya kebutuhan harian, sebagian lagi menjadikan tangis sebagai alat kepura-puraan, sedang yang lain bahkan memaksakan kemauan juga lewat tangisan.

Anak saya yang tiga tahun akan segera memecahkan tangisan dahsyat bila ada mau yang tak terpenuhi. Yang satunya lagi, telah mampu meregulasi emosi sedemikian kuat untuk meyakinkan orang lain bahwa dia sedang bersedih.

Saya sendiri ? melihat dua buah hati berhari-hari didera sakit yang tak kunjung sembuh, dengan tatapan sayu tak bersemangat, hilang ceria diterbangkan demam bermalam-malam… meski dengan hati yang dikuat-kuatkan karena suami sedang tak ada disisi, toh akhirnya pecah juga tangis ini bagai banjir tak terbendung. Dalam episode lain sekelebat kisah terlayang ketika ALLAH mengambil orang terhormat yang pernah saya miliki, bahkan tak setitik air mata pun sanggup terlepas meski duka terasa dalam dan suasana hati teriris sembilu… Kisah lain; tangisan lega penuh bahagia atas kehadiran buah hati pelipur lara belahan jiwa, meski raga diterpa penat yang teramat sangat.

Tangis tak selamanya perlambang duka… tangis tak selalu bermakna sembilu. Bahkan tangisan dapat mewakili arti sebuah rasa… BAHAGIA. Orang-orang yang berkarakter kuat, tanpa mengumbar melankolisme… menempatkan tangisan sebagai bagian dari penyucian mata batin. Sementara yang tak pernah sama sekali menempatkan tangis sebagai muara penentram jiwa , penjaga kestabilan emosi… coba simak apa yang disampaikan oleh Imam syahid berikut :

Tetapi mereka yang tidur sepenuh kelopak mata, makan sepenuh rongga, menghabiskan waktu dalam canda, main, segala legak sia-sia dan lagu gila, maka alangkah jauhnya mereka dari kemenangan dan kepatutan masuk dalam barisan pejuang.. (Imam Al-Banna)
Banyak orang berfikir maksiat itu sebatas zina, minum khamr, mencuri, dan seterusnya. Kesombongan, ambisi pribadi yang menggila, riya, ujub, hasad-dengki, putus asa atau kebalikannya aman terhadap makar ALLAH.

Dirindukan orang-orang berkarakter yang mampu merespon dengan cepat panggilan kemuliaan. Bila diseru segera menjawab, sensitif dan peduli dengan orang lain.
Nampak jelas pada kerut-kerut wajahnya, dalam kilat matanya dan terdengar pada luncuran tutur lisannya, segala indikasi kesungguhan yang lekat dan duka yang dalam, berkobar dalam hatinya serta azam yang sungguh, semangat yang tinggi dan sasaran jauh ke depan, sebagai luapan jiwanya.

Menangislah…. sebelum tangis tinggal punya satu makna : PENYESALAN.
Menangislah….. sebelum mereka menangisimu dalam seremoni.
Menangislah…. karena mata yang aman dari neraka ialah mata yang mengantuk berjaga-jaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada-Nya.

4 komentar:

  1. Anonim6:28 PM

    hiks....sangat menyentuh ummu. memang terkadang tangisan bukan selalu mengeluarkan airmata dan perlambang kesedihan.

    BalasHapus
  2. betul, menangislah sebelum kau ditangisi

    BalasHapus
  3. Anonim12:21 PM

    Tangis adalah salah satu kebutuhan hidup. Sebab pada hakikatnya obat yang paling mujarab manakala sedang gundah, risau, sedih, marah, sepi dll yang bergumpal di dalam kalbu, dan manakala gembira atau suka ia adalah sahabat dari tawa. Adakah tangis yang tak bersebab ? Jawabnya adalah pada hati yang bijak.

    BalasHapus
  4. assalamualaikum ukhti,

    salam kenal,
    member uangpanas ya,,
    saya juga.

    saya sdh menjadi pengikut blog ukhti,
    ikuti juga blog saya ya..

    BalasHapus